RINGKASAN
Tempe merupukan bahan
makanan pokok bangsa indonesia. Selain rasa yang enak,bergizi, dan murah tempe
merupakan pilihan utama sebagi lauk. Pada umumnya tempe terbuat dari bahan
kacang kedelai yang mengandung protein yang tinggi. Tetepi pada kenyataannya saat
ini harga kedelai melambung cukup tinggi dan susah didapatkan, sehingga banyak
produsen tempe yang gulung tikar karena harga bahan kedelai yang maha tersebut.
Sebagian menyiasati mengurangi ukuran tempe,menaikan harga,dan menambahkan
bahan lain seperti jagung untuk mengurangi biaya produksi yang mahal.
Dari situlah muncul ide
untuk membuat tempe yang terbuat dari bahan jagung yang harganya jauh lebih
murah dibandingkan dengan harga kedelai. Tekstur, rasa, dan pembuatanya hampir
sama dengan tempe kedelai. Bedanya hanya di kandungan gizi yaitu kedelai
mengandung protein sedangkan jagung mengandung karbohidrat.
Dengan adanya trobosan ini
diharapkan kebutuhan bahan makanan tercukupi. Selain itu untuk menyetabilkan
harga kedelai karena dengan adanya tempe jagung permintaan kedelai akan turun
sehingga harga ikut turun.
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tempe merupakan bahan makan pokok bangsa
Indonesia. Dimana kebutuhan kedelai untuk bahan baku tempe mencapai 88%. Harga
kedelai yang melambung mahal menyebabkan banyak produsen tempe gulung tikar dan
ada beberapa produsen menambahkan jagung ke dalam produksi tempenya.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan hasil pertanian didalam negeri dan keterbatasan
dalam negeri, pemerintah memenuhi dengan cara impor komoditi
hasil pertanian. Saat ini Indonesia menjadi salah satu Negara pengimpor kedelai
terbesar didunia. Setiap tahunnya jumlah kedelai yang di impor rata-rata diatas
2 juta ton dari jumlah itu sekitar 88% digunakan sebagai Bahan Baku pembuatan
Tempe dan Tahu, 10% untuk pangan olahan lainnya seperti Industri tepung dan
pati, sisanya sebanyak 2% untuk benih.
Sekitar 63,41% dipasok oleh kedelai impor yang memiliki harga yang
lebih murah dan kualitas lebih baik dan sisanya dipenuhi oleh produksi dalam
negeri. Berbagai kebijakan pengembangan kedelai nasional telah dilakukan antara lain Prokema 2000, Program Bangkit
Kedelai Nasional 2008, Rencana Strategi Kementrian Pertanian 2010-2014 Mengenai
Pencapaian Swasembada kedelai tahun 2014. Kebijakan harga dasar dan proteksi
harga kedelai serta kebijakan tarif impor kedelai namun belum memberikan dampak
yang siknifikan untuk mengurangi ketergantungan Impor Kedelai.
Sebagai Alternatif besarnya impor kedelai maka jagung sebagai bahan
pokok pembuatan tempe. Harga jagung yang lebih murah yaitu antara Rp.3.000-
Rp.4.000 per kg sedangkan harga kedelai yang mencapai harga Rp.10.000 per kg.
Diharapkan pembuatan “Tempe Jagung” sebagai alternative memenuhi kebutuhan
bahan makanan pokok di Indonesia.
“Tempe Jagung” sangat cocok dipasarkan untuk dikonsumsi di
daerah Madiun khususnya wilayah kampus UNMER MADIUN. Tempe jagung ini cocok untuk segala
usia mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Tempe jagung ini memiliki rasa yang
enak.
B.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengolah “Tempe jagung” Sebagai Alternatif Makanan Pokok Sehat dan Ekonomis?
2. Bagaimanakah bentuk usaha, pemasaran dan
pengembangan “Tempe Jagung” Sebagai
Alternatif Makanan Pokok
Sehat dan Ekonomis?
C.
Tujuan
1. Mengetahui cara mengolah “Tempe Jagung” Sebagai Alternatif Makanan Pokok Sehat dan
Ekonomis.
2. Mengetahui bentuk usaha, pemasaran dan
pengembangan “Tempe Jagung” Sebagai
Alternatif Makanan Pokok Sehat dan Ekonomis.
D.
Luaran yang Diharapkan
Program
Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan ini, untuk memperkenalkan produk yang kami
buat yaitu “Tempe Jagung” Sebagai
Alternatif Makanan Pokok Sehat dan Ekonomis, karena jagung lebih murah dan
gampang didapat tanpa harus mendatangkan dari luar negeri(impor). Dari kegiatan
ini diharapkan dapat menambah variasi olahan tempe yang ada dalam masyarakat terutama
wilayah kampus UNMER Madiun.
E.
Kegunaan
1. Sebagai inovasi dalam gizi masyarakat
untuk usaha pembuatan “Tempe Jagung” Sebagai
Alternatif Makanan Pokok Sehat dan Ekonomis.
2. Aspek akademik: 1) Memberikan kesempatan
kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi Prodi manajemen UNMER Madiun mengaplikasikan
kegiatan kuliah untuk diangkat kedalam kegiatan, 2) Menerapkan mata kuliah dari
Jurusan Manajement bidang studi kewirausahaan.
3. Aspek ketenagakerjaan: Memberikan
alternatif lapangan pekerjaan kepada para mahasiswa Program Studi Manajement.
4. Aspek ekonomis: Dapat memberi lapangan
kerja yang baru dan dapat memberikan alternatif pangan yang berkualitas baik
kepada masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar